Dawet Durian Solo, Resep Turun-Temurun dari Keluarga

Es dawet, menjadi salah satu kuliner favorit di Kota Solo. Minuman segar yang dijual di beberapa lokasi ini, disajikan dalam berbagai varian pelengkapnya, seperti selasih, janggelan, tape ketan, dan durian. Semuanya menawarkan cita rasa dan sensasi yang menggoda untuk dicoba.

Salah satunya es dawet durian di kawasan Sumber Banjarsari Solo, yang disajikan dengan mempertahakan resep turun temurun keluarga.

Pantauan rri.co.id, Rabu (7/8/2024), kedai es dawet durian ini, memang tak pernah sepi pembeli, yang menikmati kudapan segar dan bisa mengenyangkan itu.

Dawet yang disajikan pun, cukup mengundang selera untuk dinikmati, karena varian isiannya lengkap. Ada tape singkong, tape ketan, janggelan, cendol dawet, nangka, durian ditambah santan dan gula aren khas yang kental. Kombinasi bahan-bahan ini memberikan sensasi rasa yang manis dan segar.

“Bener-bener enak dan seger mantap juga bikin kenyang karena banyak isiannya. Apalagi durennya…wuuihhh…tebel dan legit manis, cocok banget buat pecinta duren,” kata Elang, salah seorang pelanggan.

Campuran gula aren yang khas, pada es dawet durian. (Foto: Sofiyah)

Rata-rata pembeli sangat menikmati dan puas dengan sajian es durian yang memang worth in dengan harga Rp15000,- per porsinya. Pembeli juga bisa memesan isian kelengkapan es dawet durian tersebut sesuai selera.

“Worth it sih, 15 ribu udah dapet semangkuk penuh, dan lengkap isiannya. Cuma saya tadi pesan tidak pake tape singkong. Tapi yang jelas kombinasi bahan-bahannya memberi sensasi rasa yang segar dan manis selain mengenyangkan,” ujar Hani, warga Malang yang sedang berkunjung ke Solo.

Sementara itu, penjual Es dawet durian di Sumber Banjarsasi Solo itu, Putra, kepada rri.co.id mengatakan, usaha es dawet durian itu merupakan milik keluarganya. Resep yang digunakan dalam menyajikan kudapan menyegarkan itu juga merupakan resep turun temurun.

“Saya melanjutkan usaha menjual es Dawet Durian, memang belum begitu lama, sejak Oktober 2023 lalu. Sebelumnya usaha jualan es dawet durian ini dijalankan oleh Pak Dhe dan saudara,” ungkap Putra, pemuda berusia 21 tahun,

Dalam sehari Putra bisa menjual sekitar 100-an porsi es dawet durian. Pembeli ada yang menikmati langsung di tempat Ia berjualan atau ada yang dibawa pulang. Menurutnya, dengan kunci kesabaran dan selalu berdoa, dagangannya es dawet durian bisa lancar terjual dan laris manis.

Ia buka menjelang siang sekitar pukul 10.30, dan tidak sampai sore dagangannya sudah habis terjual.

“Per hari bisa menghabiskan 100an porsi. Jika rame, sekitar jam dua siang dagangan sudah ludes terjual. Ya, kuncinya sabar dan tekun dalam jualan,” pungkasnya.

(Hani Syadha mahasiswa UIN Malang dan Sofiyah Afganis Linawati mahasiswa Institut Islam Mambaul Ulum Surakarta, sedang magang di RRI Surakarta)

sumber: https://www.rri.co.id/surakarta/kuliner/887252/dawet-durian-solo-resep-turun-temurun-dari-keluarga